3 Pesan Tersembunyi dalam "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa"
Ketika memasuki sekolah dasar, kita sering diajarkan tentang prinsip-prinsip yang melatarbelakangi hubungan antara guru dan siswa, seperti Tut Wuri Handayani. Ada juga dua ungkapan lain di bidang pendidikan: Ing Ngarsa Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Semua tiga ungkapan ini menggunakan bahasa Jawa.
Ketiga tagline itu menjadi fondasi atau landasan utama bagi sistem pendidikan Indonesia yang masih dianut sampai sekarang. Ini semua berkat pemikiran mulia dari tokoh Ki Hadjar Dewantara.
Slogan-slogan tersebut lahir saat Ki Hadjar Dewantara merintis Taman Siswa untuk memfasilitasi masyarakat pribumi mengenyam pendidikan pada masa penjajahan Belanda. Karena kontribusinya yang signifikan dalam bidang pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara disematkan gelar Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia. Selain itu, hari kelahirannya yang jatuh pada tanggal 2 Mei ditetapkan menjadi Hari Pendidikan Nasional.
Marilah kita uraikan arti dari ketiga tagline tersebut.
1. Di Depan Harusnya Lebih Tinggi
Ing bermakna di;
Ngarsa bermakna depan;
Sung bermakna jadi;
Berisi contoh yang dapat ditiru atau dijadikan panduan.
Yang ada di depan ini ditujukkan untuk para guru atau pendidik. Sebab seorang pendidik berada di hadapan siswanya saat menyampaikan ilmu pengetahuan serta nasihat.
Arti dari "Ing Ngarsa Sung Tulada" adalah bahwa orang yang berada di depan, seperti seorang pendidik atau guru, harus bertindak sebagai panutan.
Contoh sebagai pendidik terlihat ketika berinteraksi dengan siswa-siswanya dan memberikan arahan selama proses pembelajaran sampai semua siswa memahami materi yang diajarkan.
Maka dengan begitu diharapkan bahwa apabila para pendidik atau guru dapat menyajikan contoh yang positif. Siswa-siswi juga akan mengikutinya dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Ing bermakna di;
Madya bermakna tengah;
Mangun bermakna membangun, memberikan;
Karsa bermakna Semangat atau niat.
Dengan slogan Ing Madya Mangun Karsa diharapkan peran guru kala berada di tengah-tengah murid, sang guru mampu memberikan semangat kepada anak didiknya agar terus maju, pantang menyerah. Selain itu kala kebersamaan antara guru dengan murid tercipta diharapkan seorang guru mampu memberikan inspirasi kepada anak didiknya untuk bertumbuh lebih baik lagi.
3. Tut Wuri Handayani
Tut wuri bermakna di belakang atau mengikuti;
Handayani bermakna memberikan semangat.
Slogan ketiga yaitu Tut Wuri Handayani yang bermakna sebagai seorang guru selalu mendukung, memberikan semangat kepada anak didiknya kala menentukan pilihan yang ambil.
Tut Wuri Handayani yang memiliki makna mendukung atau memberikan semangat dari belakang kepada anak didiknya kala sang murid sudah mampu memahami pelajaran dengan baik secara etika maupun akademis akhirnya tugas seorang guru adalah mendukung apapun kegiatan maupun keputusan yang dipilih anak didiknya.
Boleh dibilang slogan ini bermakna guru adalah support system untuk para siswa baik dalam bentuk nasihat atau doa dari orang-orang yang telah memberikan kontribusi penting sebelumnya.
Di samping itu, tagline tersebut juga mencerminkan bahwa seorang guru dapat mempercayai sepenuhnya para muridnya untuk membuat keputusan setelah tugas sang guru sudah terpenuhi.
Tiga tagline milik Ki Hajar Dewantara membawa makna mulia mengenai hubungan antara guru dan murid. Hal ini ditampilkan sebagai sebuah ikatan yang erat untuk merancang masa depan bangsa dengan moralitas tinggi serta dukungan bersama.
Harapannya adalah dengan merenungan kembali tagline-taglinanya ini, kita dapat meningkatkan penghargaan terhadap peranan para guru yang sangat luhur dan penuh tanggung jawab dalam mendidik generasi masa depan negeri ini. Sebagai siswa pun haruslah tumbuh menjadi lebih baik lagi.
Ayo kita sama-sama menciptakan Indonesia yang maju melalui pendidikan yang berkualitas.